29 Mei 2015
Aku bermimpi
berjalan bersama seseorang. Tetapi aku tidak tahu siapa orang itu. Kami
berjalana melewati deretan rumah-rumah. Ada rumah seorang guruku SMP
Pangudiluhur Cawas---Pak Sukardi yang sudah terlewati. Aku diajak mampir
ke rumahnya. Meski sebenarnya aku enggan, tetapi akhirnya ku ikut juga. Aku
bertemu guru itu dan disuguhi makanan di atas piring. Ada daging ayam bagian
kepala dan leher. Ada ikan nila goreng. Aku diberitahu bahwa itu makanan setan,
tetapi aku ikut makan juga meski sedikit dan rasanya tidak enak.
Makna:
Malam hari aku
berkunjung ke rumah orang tua temanku yang juga tetanggaku. Temanku itu seorang
PNS-Guru SMP yang sekarang bertugas di Gorontalo, Sulawesi. Sudah lama aku
tidak mengunjungi rumah orang tuanya. Malam itu aku bertemu bapak tiri temanku
(Mas Tumiran), ibunya (Sarmini) dan juga adiknya Tugino. Kami bicara ke-sana
kemari sambil tertawa. Ketika kami bertemu kami biasa bercanda. Ibu temanku
mengeluhkan tentang sakit di kakinya. Ia sudah mengunjungi dokter. Aku bercerita
bahwa sakit itu adalah menggugurkan dosa dan ada pahalanya. Jika sakitnya parah
atau bertahun-tahun, banyak dosanya yang bisa dihapuskan. Ibu temanku baru
paham. Aku mengetahuinya dari hadist :
Rasulullah
SAW bersabda, “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit,
kesusahan, gangguan, kegundahan-kegundahan hingga duri yang menusuknya,
melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” (HR.
Bukhari)
Rasulullah
SAW bersabda, “Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya
(dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana
tungku api yang menghilangkan kotoran-kotoran besi.” (HR. Muslim)
Ibu temanku ingin
aku bicara dengan anaknya (temanku) melalui handphone. Sebenarnya aku tidak berminat,
tetapi ibu itu mengambil handphone dan mencoba menelpon anaknya. Tetapi ibu
temanku menelpon anaknya yang perempuan. Ibu itu salah memencet nomor. Baru
bicara sebentar dengan anaknya perempuan, tiba-tiba putus koneksi. Ibu itu
tidak tahu apa yang terjadi. Ia menduga pulsanya telah habis. Tetapi ia tidak
bisa memastikan dengan pasti. Ia tidak tahu banyak tentang handphone. Yang
hanya ia tahu adalah menelpon dan menerima telepon. Layanan sms dan pulsa ia
tidak paham. Demikian juga suaminya dan anaknya.
Handphone
diberikan kepadaku untuk mengetahui apa yang terjadi. Setelah kulihat ternyata
pulsanya tinggal sedikit Rp 140, tidak cukup untuk menggunakan layanan. Selain
itu aku juga memeriksa daftar sms yang ada. Sudah biasa jika aku berkunjung ke
sana aku memeriksa handphone dan menghapus sms. Saat itu tidak biasa, ada
banyak daftar sms. Ada sekitar 53 sms di memori dengan nama pengirim yang sama.
Setahuku orang tua temanku itu tidak pernah menggunakan layanan sms.
Sekilas aku
membaca isi beberapa sms yang bahasanya buruk sekali. Lalu aku memutuskan untuk
menghapuskan semuanya. Aku yakin bahwa sms itu sudah tidak diperlukan lagi.
Adik temanku pergi
untuk membeli pulsa. Aku melanjutkan pembicaraan dengan bapak temanku dan
ibunya sambil memakan hidangan kecil yang disuguhkan. Beberapa saat handphone
itu berbunyi tanda pulsa sudah masuk Rp 10140.
Saat itu aku tidak
jadi bicara dengan temanku melalui handphone. Sehabis shalat Isya di masjid,
bapak temanku mengajakku ke Pasar Cawas untuk membeli makanan. Aku menghiyakan
tanpa berpikir panjang. Aku mengantar dengan motornya ke Pasar Masaran Cawas-Bakmi Jowo. Aku baru pertama kali ke sana.
Demikian juga dengan bapak temanku. (Sebelumnya aku pernah membeli mie goreng
di Putro Mbarep, penjualnya adalah
temanku.) Sampai di warung Bakmi Jowo
ternyata ada banyak antrian pembeli. Kami cukup lama menunggu layanan dari
penjual. Bapak temanku mulai mengeluh, karena ada pembeli yang datang
belakangan malah didahulukan.
Aku sedikit menghiburnya dengan mengatakan: “Jika ada banyak
(ramai) antrian pembeli, penjualnya bekerja ekstra. Kadang ada sedikit
kesalahan, kekeliruan dan keterlambatan. Dan saat itu kita harus sabar.”
Waktu kami selesai
menikmati mie godok, di depanku duduk seorang laki-laki muda yang mirip
temanku. Laki-laki itu datang bersama beberapa orang yang aku yakin adalah
istrinya, anaknya dan kedua orang tuanya. Aku melihat seolah mereka itu adalah
keluarga temanku yang jauh di sana.
Selesai kami
pulang. Dan ketika sampai di rumah sudah terlalu malam dan Ibu temanku sudah
tidur. Waktu aku berpamitan untuk pulang, bapak temanku berkata agar
kapan-kapan datang lagi bermain. Aku menghiyakan…
Bermimpi makan
makanan setan berarti melihat tulisan yang buruk (tidak menyenangkan).
28 Mei 2015
Aku bermimpi
temanku Akhmad Karnandi datang ke rumah. Turun dari mobil di depan rumahku
langsung berjalan masuk rumah. Ia berjalan dan menuju tempat tidur orang tuaku.
Aku siapkan sikat gigi baru untuknya. Aku karena melihat ada tiga tempat tidur
bagus di rumah. Itu berarti cukup untuk bertiga yaitu untukku, temanku Akhmad
Karnandi dan kakakku Edi Suparno.
Makna:
Aku bingung dengan
mimpiku ini. Lama sekali aku tidak menghubungi temanku Karnandi baik melalui
handphone atau e-mail. Temanku Karnandi berada di Jakarta, sedangkan aku berada
di Klaten. Hari itu aku terinspirasi dari cerita Karnandi. Lalu aku
menceritakan hal itu kepada ibuku. Waktu Presiden Soekarno ingin berbaikan
dengan Negara tetangga Malaysia, beliau mengalami kesulitan. Beliau tidak bisa
menjalin hubungan dengan PM Malaysia pada saat itu karena sebelumnya ada
konflik ‘Ganyang Malaysia’. Lalu beliau meminta tolong seorang tokoh terkemuka
untuk mengatasi masalah ini. Tokoh itu adalah teman dekat dari PM Malaysia.
Lalu ia memberi pesan kepada PM Malaysia melalui surat singkat. Ia mengatakan,
“Itu, teman-teman mau ngomong.” Lalu PM Malaysia itu mau bertemu dengan
Presiden Soekarno dan kawan-kawan untuk kerjasama antar dua Negara.
Mimpi teman
lama datang ke rumah bisa berarti ada gagasan atau ingat teman itu, atau kadang
kita melakukan komunikasi dengan teman itu atau bahkan teman itu benar-benar
datang.
Teman dalam
mimpi bisa jadi adalah orang lain yang mirip dengan teman itu. Ketika aku
menulis mimpi ini temanku Ferry JM datang ke rumah pagi-pagi (1 Juni
2015). Ibuku yang menemuinya lebih dulu. Saat itu aku masih ngantuk dan tidur.
Aku masih malas menemuinya.
Aku tidak tahu
mana yang benar terkait mimpi ini. Ataukah keduanya sama-sama benar.