Mimpi Yang Baik
Datang Dari Allah SWT
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Jangan
ceritakan mimpi-mimpimu selain kepada orang alim dan orang yang dapat
dipercaya.” (HR. Tirmidzi)
Dari
Aisyah RA berkata, “Wahyu Allah SWT mulai datang kepada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam dalam bentuk mimpi
yang benar selama tidurnya. Kapan saja beliau
bermimpi, maka mimpi tersebut akan benar-benar terjadi seperti datangnya
fajar.” (HR. Bukhari)
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak ada yang ditinggalkan dari
kenabian selain berita gembira.” Para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan berita gembira?” Beliau
menjawab, “Mimpi-mimpi yang baik.” (HR.Bukhari)
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, “Barangsiapa yang mengalami mimpi-mimpinya benar akan
menjadi orang yang dapat dipercaya
bicaranya.” (HR.Muslim)
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, “Ketika Hari Kiamat sudah dekat, mimpi orang beriman
kemungkinan besar akan menjadi
kenyataan.” (HR.Bukhari)
Dari
Abu Qotaadah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Mimpi yang baik datang dari Allah
SWT, Jadi barangsiapa di antara kalian bermimpi yang ia sukai, hendaklah ia
menceritakannya kepada orang lain tetapi yang ia senangi.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga jenis Mimpi; Mimpi yang
baik yang merupakan kabar gembira dari
Allah SWT; mimpi yang menyebabkan kesedihan berasal dari syaitan; dan mimpi
yang muncul karena pengembaraan pikiran manusia.” (HR. Muslim, Bukhari dan Abu
Dawud)
Ibnu
Umar menceritakan bahwa beberapa orang diperlihatkan (dalam mimpi mereka) bahwa
Lailatul Qadar akan turun dalam tujuh hari terakhir dari bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Carilah Lailatul Qadar dalam tujuh malam
terakhir pada bulan Ramadhan.” (HR.
Bukhari)
Dari
Anas Ibnu Malik RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Memang kerasulan dan kenabian telah berakhir, dengan demikian
tidak ada rasul dan nabi lagi setelah
aku.” Anas berkata, “Orang-orang merasa
sulit memahaminya.” Demikian sabda Rasulullah SAW, “Kecuali kabar gembira.”
Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apa
yang dimaksud kabar gembira?” Nabi menjawab, “Mimpi seorang Muslim
termasuk salah satu dari tanda-tanda
kenabian.” (HR. Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Abu Sya’ied al-Khudrii bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda, “Jika di antara kalian ada yang bermimpi yang ia sukai, maka mimpi
itu dari Allah SWT. Ia harus bersyukur kepada Allah SWT atas mimpi tersebut dan
menceritakannya kepada orang lain. Jika bermimpi yang tidak ia sukai, maka itu
dari syaitan. Hendaklah ia berlindung kepada Allah SWT dari kejahatannya, dan
ia tidak boleh menceritakannya kepada orang lain, niscaya mimpi itu tidak akan
merugikan dirinya.” (HR. Bukhari)
Mimpi Buruk Datang
Dari Syaitan
Dari
Auf bin Maalik bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya, ada tiga jenis mimpi: Mimpi yang menakutkan dari syaitan untuk
membuat anak Adam menjadi sedih; sesuatu yang penting bagi seseorang saat ia
terjaga, akan muncul dalam mimpi-mimpinya; dan salah satu dari enam puluh enam
ciri kenabian.” (HR. Ibnu Majah)
Jabir
menceritakan bahwa pernah datang seorang Badui kepada Rasulullah SAW dan
berkata, “Ya Rasulullah, dalam mimpi hamba, hamba melihat bahwa kepala hamba
dipenggal dan setelah itu kepala hamba menggelinding jauh dan hamba
mengejarnya.” Rasulullah SAW tertawa dan menjawab, “Jangan kau ceritakan kepada
orang-orang yang dimainkan syaitan denganmu dalam tidurmu.” Jabir juga berkata,
“Kemudian aku mendengar Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah khutbah,
‘Janganlah kalian pernah menceritakan permainan-permainan yang dimainkan
syaitan denganmu dalam mimpimu.’” (HR. Muslim)
Dari Abu Qotaadah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam bersabda, “Mimpi yang baik
datang dari Allah SWT, dan mimpi yang buruk berasal dari Syaitan. Jadi
barangsiapa di antara kalian bermimpi yang tidak ia sukai, hendaklah ia meludah
tiga kali ke sisi tubuhnya dan memohon perlindungan Allah SWT dari
kejahatannya, maka syaitan tidak bisa mengganggunya.” (HR. Muslim)
Dari Jaabir bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jika di antara
kalian ada yang bermimpi sesuatu yang tidak disukai, hendaklah ia meludah ke
sebelah kiri tubuhnya, memohon perlindungan kepada Allah SWT dari syaitan
sebanyak tiga kali, dan mengubah posisi dimana ia berbaring.” (HR. Muslim)
Abdullah
ibn Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Aku bermimpi bahwa
aku melihat seorang wanita kulit hitam dengan rambut kusut keluar Madinah dan
menetap di Mahya’ah. Aku menafsirkannya sebagai wabah yang terjadi di Madinah
akan berpindah ke Mahya’ah, yakni al-Jukhfah.” (HR. Bukhari)
Abu
Musa RA menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Aku bermimpi bahwa aku mengayunkan sebuah pedang dan patah tengahnya. Itu
melambangkan kekalahan yang dialami kaum Mukminin selama perang Uhud. Kemudian
aku mengayunkan pedang itu lagi dan pedang itu menjadi lebih baik daripada
sebelumnya. Itu melambangkan Penaklukkan Mekkah dan berkumpulnya kaum Mukminin
yang didatangkan Allah SWT.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan
oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Selagi tidur, aku
melihat dua gelang emas di kedua tanganku. Ini mengusik pikiranku, tetapi aku
mendapatkan wahyu untuk meniupnya, maka aku tiup kedua gelang itu dan terbang
menghilang. Aku menafsirkan (kedua gelang) itu sebagai dua penipu besar yang
akan muncul setelah aku, dan salah satu dari mereka adalah al-‘Ansie dari
Shan’aa dan yang lainnya Musailamah dari Yamaamah.’ (HR. Muslim)
Mimpi Bertemu
Rasulullah SAW
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa melihat aku (Nabi) dalam tidurnya
(mimpinya) dia benar-benar telah melihatku, maka sesungguhnya syetan tidak akan
dapat menyerupai aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Barangsiapa bermimpi melihatku, sesungguhnya telah melihatku karena syaitan
tidak dapat muncul menyerupai aku.” (HR. Muslim)
Mimpi Memakai
Baju Panjang
Diriwayatkan
oleh Abu Sa’id al Kudri bahwa ia pernah
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Selagi tidur aku
bermimpi orang-orang diperlihatkan di hadapanku mengenakan baju, yang sebagian
menutupi dada mereka dan sebagian menutupi di bawahnya. Kemudian Umar ibn
Khattab diperlihatkan kepadaku dan ia sedang mengenakan sepotong baju [yang
begitu panjang sehingga] ia menyeretnya di belakangnya.” Para sahabat bertanya,
“Bagaimana engkau menafsirkannya, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “[Ketaatan
terhadap] agama.” (HR. Bukhari)
Mimpi Minum Susu
Diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Umar bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Selagi aku tidur, aku bermimpi bahwa aku diberi
semangkok penuh susu dan aku meminumnya sampai aku memperhatikan basahnya
keluar dari anggota badanku. Kemudian aku memberikan selebihnya kepada Umar ibn
al-Khattab.” Para sahabat yang duduk di sekelilingnya bertanya, “Bagaimana
engkau menafsirkan mimpi itu, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Itu adalah
pengetahuan agama.” (HR. Bukhari)
Jaabir ibn Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda, “Dalam mimpiku, aku melihat diriku sendiri masuk Surga, dan aku
melihat istri Abu Thalhah, ar-Rumayshaa. Kemudian aku mendengar langkah-langkah
kaki dan bertanya, ‘Siapa itu?’ Seseorang menjawab, ‘Bilal.’ Kemudian aku
melihat sebuah istana dengan seorang wanita cantik duduk di halamannya, dan aku
bertanya, ‘Istana ini milik siapa?’ Seseorang menjawab, ‘Milik Umar.’ Aku ingin
memasukinya dan melihat ke sekeliling,
tetapi aku ingat rasa hormat terhadapmu (Umar) [dan aku tidak jadi masuk]. Umar
berkata, ‘Semoga Engkau sudi menerima pengorbanan kedua orang tuaku, ya Rasulullah.
Tak pernah aku meras terganggu olehmu.’” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan
Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Selagi aku tidur tadi malam, aku bermimpi diberi kunci cara dakwah yang baik,
yang didukung dengan pesona [yang tertanam dalam hati musuh-musuhku] dan kunci
kekayaaan dunia diletakkan di tanganku.” Abu Hurairah menambahkan : “Rasulullah
SAW meninggalkan [dunia ini] dan sekarang kalian semua sedang membawa
kekayaan-kekayaan tersebut di antara kalian sendiri.” (HR. Bukhari)
Mimpi Kebun
Abdullah ibn Salaam RA berkata, “Aku bermimpi bahwa aku melihat
diriku sendiri berada dalam sebuah kebun,
yang di tengah-tengahnya terdapat sebuah pilar dengan pegangan tangan
pada bagian atasnya. Aku diperintahkan untuk memanjat pilar itu dan aku berkata, “Aku tidak bisa.” Kemudian seorang
pelayan datang dan menarik pakaianku ke
atas, maka aku memanjat pilar dan berpegangan pada pegangannya.” Aku terbangun
selagi masih memegangnya. Ketika aku menceritakan mimpi ini kepada Rasulullah
SAW, beliau bersabda, “Kebun melambangkan kebun Islam dan pegangan tangan
adalah pegangan (keyakinan) yang kuat.
Mimpi ini menunjukkan bahwa engkau akan teguh dalam memeluk Islam hingga mati.”
(HR. Bukhari)
Diriwayatkan
oleh Abu Musa RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dalam tidurku aku bermimpi
bahwa aku berhijrah dari Mekkah ke sebuah negeri dimana terdapat pohon-pohon
kurma. Aku mengira bahwa negeri itu adalah Yamaamah atau Hajar, tetapi ternyata
adalah Yastrib. Dan aku melihat sapi-sapi (yang disembelih) di sana --- dan
demi Allah SWT ternyata itu lebih baik. Akhirnya sapi-sapi itu melambangkan
orang-orang yang terbunuh saat perang Uhud dan kebaikan yang aku lihat dalam
mimpiku adalah pahala bagi kebenaran yang diberikan Allah kepada kita setelah
perang Badar.” (HR. Bukhari)
Mimpi Sumur
Diriwayatkan
oleh Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Selagi tidur aku bermimpi
melihat sebuah sumur yang di atasnya ada sebuah timba sehingga aku mengambil
air sebanyak mungkin dengan timba sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT.
Kemudian Ibn Abu Quhaafah mengambil timba dariku dan menimba air satu atau dua timba penuh, tetapi lemah dalam
menarik timbanya---semoga Allah mengampuninya. Kemudian timba itu berubah
menjadi sangat besar dan Umar ibn al Khattab mengambilnya. Aku tidak pernah
melihat siapapun yang menimba air sekuat Umar, sampai orang-orang minum hingga
puas.” (HR Bukhari) ----Keterangan tambahan : Ibn Abu Quhaafah
dalam hal ini adalah Abu Bakar RA. Beliau adalah anak dari Abu Quhaafah.
Perlambang dalam mimpi Nabi SAW tersebut menunjukkan bahwa Abu Bakar akan memimpin
Negara Islam selama masa-masa percobaan selama satu atau dua tahun. Sedangkan
Umar ibn al-Khattab akan memimpin umat Islam dalam masa-masa keemasan selama
bertahun-tahun.
Mimpi di Istana
Surga
Jaabir ibn Abdullah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda, “(Dalam mimpiku), aku melihat diriku sendiri
masuk Surga, dan aku melihat isteri Abu Thalhah, ar- Rumayshaa. Kemudian aku mendengar
langkah-langkah kaki dan bertanya, ‘Siapa itu?’ Seseorang menjawab, ‘Bilal.’ Kemudian
aku melihat sebuah istana dengan seorang wanita cantik duduk di halamannya, dan
aku bertanya, ‘Istana ini milik siapa?’ Seseorang menjawab, ‘Milik Umar.’ Aku
ingin memasukinya dan melihat ke sekeliling, tetapi aku ingat rasa hormat
terhadapmu (Umar) dan aku tidak jadi masuk. Umar berkata, ‘Semoga Engkau sudi
menerima pengorbanan kedua orang tuaku, ya Rasulullah. Tak pernah aku merasa
terganggu olehmu.’” (HR. Bukhari)
Dari
Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bertanya
kepada Bilal apa yang dia lakukan yang menyebabkan langkah-langkah kakinya
terdengar oleh Rasulullah SAW di dalam Surga (dalam mimpi beliau). Bilal
menjawab, “Aku tidak melakukan tindakan apapun dalam Islam yang aku harapkan
untuk mendapatkan manfaat, selain melakukan shalat sebanyak yang dikehendaki
Allah SWT setiap berwudhu selama malam dan siang.” (HR. Muslim)
Mimpi Menikah
Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
pernah bersabda kepadanya, “Engkau ditunjukkan kepadaku dua kali (dalam
mimpi-mimpiku) sebelum aku menikahimu. Aku melihat seorang malaikat membawa
(gambar) seseorang dalam selembar kain sutera dan aku berkata kepadanya,
‘Tunjukkan siapa dia,’ dan betapa terkejutnya aku, gambar itu adalah engkau.
Aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika ini dari Allah maka itu pasti terjadi.’
Kemudian engkau diperlihatkan kepadaku lagi. Aku bermimpi malaikat yang sama
membawa gambar seseorang dalam selembar kain sutera dan aku berkata kepadanya,
‘Tunjukkan siapa dia,’ dan betapa terkejutnya aku, sekali lagi itu adalah
engkau. Sekali lagi, aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika itu dari Allah SWT,
maka itu pasti terjadi.’” (HR. Bukhari)
Berbohong
Mengenai Mimpi
Dari
Ibnu Umar RA, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, “Sungguh kebohongan paling besar adalah kebohongan seseorang
yang dengan tidak sebenarnya mengaku
telah bermimpi.” (HR. Bukhari)
Dari
Ibn ‘Abbas bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengaku bermimpi
padahal sesungguhnya tidak bermimpi, ia akan diperintahkan untuk mengikatkan
dua butir gandum bersama-sama, padahal ia tidak akan sanggup melakukannya; dan
jika ada orang yang mendengarkan secara tidak sah percakapan beberapa orang
yang mereka tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya atau mereka berusaha
menghindar darinya, maka cairan timah panas dimasukkan ke dalam telinganya pada
Hari Kiamat; dan barangsiapa yang membuat gambar, akan dihukum pada Hari Kiamat
dan diperintahkan untuk memberi nyawa pada gambar itu, yang ia tidak akan mampu
melakukannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud)
Mimpi
Sumber Yang Mengalir
Diriwayatkan oleh Khaarijah ibn Zaid ibn Tsaabit bahwa Ummi
al-Alaa berkata, “Ketika para sahabat Anshaar mengadakan undian untuk
menentukan siapa di antara kaum Muhaajiriin yang akan tinggal dengan mereka di
rumah-rumah mereka, kami menentukan Ustmaan ibn Madhuun. Kemudian ia sakit dan
kami merawatnya hingga dia meninggal, kemudian mengkafaninya dengan pakaiannya.
Ketika Rasulullah SAW datang mengunjungi kami, saya [menyapa tubuh yang telah
meninggal itu] sambil berkata, ‘Semoga Allah merahmatimu, ya Abas-Saa’ib! Aku
bersaksi bahwa Allah memuliakanmu.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Bagaimana engkau
tahu?’ Aku menjawab, ‘Demi Allah, aku tidak tahu.’ Rasulullah SAW bersabda,
‘Tentang dia, ajal telah tiba kepadanya dan semoga Allah memberinya pahala yang
terbaik. Demi Allah, meskipun aku utusan Allah, aku tidak tahu apa yang terjadi
terhadap diriku dan dirimu.’ Ummi al-Alaa berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan
pernah menegaskan keshalehan siapapun lagi.’ Dia menambahkan, ‘Kemudian aku
bermimpi tentang sumber yang mengalir milik Ustmaan. Maka aku datang kepada
Rasulullah SAW dan menceritakan kepadanya.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Itu
melambangkan (pahala atas) amal baiknya yang terus memberi manfaat baginya.’”
(HR. Bukhari)